TAUTAN UKHWAH

04 November 2009

QANA'AH : Kearah kesufian peribadi


Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,maksudnya:

“Dunia ini dibanding akhirat tidak lain hanyalah seperti jika seseorang diantara kalian mencelupkan jari ke lautan, maka hendaklah dia melihat air yang menempel di jarinya setelah dia menariknya kembali.” (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah)

Sesungguhnya Allah telah menjadikan bumi ini sebagai tempat tinggal bagi kita selaku hamba Allah. Apa yang ada diatas bumi ini seperti pakaian, makanan, minuman, pasangan dan lain-lain merupakan santapan kita yang sedang berjalan menuju Allah. Barangiapa di antara manusia yang memanfaatkan semua itu menurut kemaslahatannya dan sesuai dengan yang diperintahkan Allah maka itu adalah perbuatan yang terpuji. Dan barangsiapa yang memanfaatkannya melebihi apa yang dia perlukan kerana tuntutan kerakusan dan ketamakan maka dia tercela.

Wahai hamba Allah, setelah kita mengetahui hakikat dunia dan bagaimana seharusnya kita bersikap dengan dunia ini, adakah kita tetap akan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dan kita jadikan harta tersebut sebagai tujuan hidup kita???

Suri tauladan kita Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita bagaimana kita harus bersikap terhadap harta, iaitu menyingkapi harta dengan sikap qana’ah (kepuasan dan kerelaan). Sikap qana’ah ini seharusnya dimiliki oleh orang yang kaya mahupuan orang yang miskin, adapun wujud qana’ah iaitu merasa cukup dengan pemberian Allah, tidak tamak terhadap apa yang dimiliki manusia, tidak iri hati melihat apa yang ada di tangan orang lain dan tidak rakus mencari harta benda dengan menghalalkan semua cara, sehingga dengan semua itu akan melahirkan rasa puas dengan apa yang sekadar keperluannya.

Tentang sikap qana’ah, Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyampaikan hadits dalam Shahih Muslim dan yang lainnya, dari Amr bin Al-Ash Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

قَدْ أفْلَحَ مَنْ أسْلَمَ وَرُزِقُ كَفَا فًا، وَ قَنَّعَهُ اللهُ بِمَا آتَاهُ

“Beruntunglah orang yang mempasrahkan diri, dilimpahi rezeki yang sekadar mencukupi dan diberi kepuasan oleh Allah terhadap apa yang diberikan kepadanya.” (Diriwayatkan Muslim, At-Tirmidzi, Ahmad dan Al-Baghawy)

Ketahuilah wahai saudariku sesungguhnya di dalam qana’ah itu ada kemuliaan dan ketenteraman hati kerana sudah merasa mencukupi, ada kesabaran dalam menghadapi hal-hal yang syubhah, yang semua itu akan mendatangkan pahala di akhirat. Dan sesungguhnya dalam kerakusan dan ketamakan itu ada kehinaan dan kesusahan kerana dia tidak pernah merasa puas dan cukup terhadap pemberian Allah.

Perbuatan qana’ah yang dapat kita lakukan misalnya puas terhadap makanan yang ada, meskipun sedikit lauk pauknya, dan cukup dengan beberapa lembar pakaian untuk menutup aurat kita. Maka hendaklah dalam masalah keduniaan kita melihat orang yang di bawah kita, dan dalam masalah kehidupan akhirat kita melihat orang yang di atas kita. Hal ini sebagaimana telah ditegaskan Rasulullah dalam hadits yang ertinya:

“Lihatlah orang yang dibawah kalian dan janganlah melihat orang di atas kalian, kerana yang demikian itu lebih layak bagi kalian untuk tidak memandang hina nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kalian.” (Diriwayatkan Muslim dan At-Tirmidzy)

Sikap qana’ah ini hendaklah kita lakukan dalam setiap kondisi, baik ketika kita kehilangan harta mahupun ketika mendapatkan harta. Barangsiapa yang mendapatkan harta maka haruslah diikuti dengan sikap murah hati, dermawan, menafkahkan kepada orang lain dan berbuat kebajikan.

Subhanallah sungguh indah pahala yang Allah janjikan terhadap hambaNya yang memiliki sikap qana’ah, marilah kita senantiasa memohon kepada Allah agar kita di anugrahi sikap qana’ah dan dijauhkan dari sikap kikir dan bakhil.

اَللَّهُمَّ إنِّي أعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَ الْحَزَنِ،وَ الْعَجْزِ وَ الْكَسَلِ،وَالْبُخْلِ وَ الْجُبْنِ،وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَ غَلبَةِالرِّجَالِ

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari (bahaya) rasa gundah gulana dan kesedihan, (rasa) lemah dan malas, (rasa) bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penguasaan orang lain.”

اللّهمّ قنّعني بما رزقتني و با رك لي فيه ، و ا خلف على كلّ غا ئبة لي بخير

“Ya Allah, jadikanlah aku merasa qona’ah (merasa cukup, puas, rela) terhadap apa yang telah engkau rezekikan kepadaku, dan berikanlah berkat kepadaku di dalamnya, dan jadikanlah bagiku semua yang hilang dariku dengan lebih baik.”

02 November 2009

DOA PILIHAN

DOA DAPAT PELUANG PERNIAGAAN DAN MURAH REZEKI

اللَهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ أَعْظَمِ عِبَادِكَ نَصِيباً فِي كُلِّ خَيْرٍ تَقْسِمُهُ فِي الغَدَاةِ مِنْ نُورٍ تَهْدِي بِهِ، وَرَحْمَةٍ تَنْشُرُهَا، وَرِزْقٍ تَبْسُطُهُ، وَضُرٍّ تَكْشِفُهُ، وَبَلاءٍ تَرْفَـعُهُ، وَفِتْـنـَةٍ تَصْرِفُهَا، وَسُوءٍ تَدْفَـعُـهُ.
Maksudnya: “Ya Allah, jadikanlah aku antara kalangan hambaMu yang mendapat bahagian (pencapaian) yang hebat pada nur yang Engkau kurniakan sebagai hidayah, dan rahmat yang Engkau kurniakan, dan rezki yang Engkau sebarkan, dan mudharat yang Engkau selamatkan ( dari menimpa hamba-hambaMu ), dan bala yang Engkau angkatkan( dari menimpa hamba-hambaMu ), dan fitnah yang Engkau jauhkan( dari menimpa hamba-hambaMu ), dan keburukan yang Engkau hindarkan
( dari menimpa hamba-hambaMu )”